oleh

PROFIL PROF. IMAM MAHDI (1) LURAH YANG MENJADI GURU BESAR

*Oleh Zacky Antony*

Bengkulu, Pusaranupdate.com – SUATU hari di bulan Desember 2008, menjadi hari yang mengubah jalan hidup Prof. Imam Mahdi. Dia mengenang peristiwa 15 tahun lalu. Ketika itu, dia mendapat tawaran dari Prof. Sirajuddin untuk misbar dari Pemda Kota Bengkulu menjadi dosen di IAIN Bengkulu.
“Kebetulan saat itu kami sama-sama mengambil S2 di Fakultas Hukum Unib,” kenang Imam Mahdi yang lahir di Pajar Bulan 7 Maret 1965.

Gelar Sarjana Hukum juga diraih Imam Mahdi di FH Unib tahun 1989. Sedangkan pendidikan SD ditamatkan di MIN Pajar Bulan tahun 1977, SMPN 1 Pulau Panggung tahun 1981 dan SMAN 1 Muara Enim tahun 1984.

Setelah berembuk dengan keluarga dan mempertimbangkan banyak hal, Imam Mahdi akhirnya menerima tawaran tersebut. Sebelum memutuskan menjadi dosen, Imam Mahdi punya karir birokrat yang cukup cemerlang.

Pertama kali diangkat menjadi PNS, Imam Mahdi ditempatkan Staf Bagian Kepegawaian Pemda Bengkulu Selatan. Dia lalu menjadi Kasubag Umum Dinas PU Bengkulu Selatan dan Kasubag Umum Dinas PU Cipta Karya Bengkulu Selatan.

Pada tahun 1999-2000, Imam Mahdi pinah ke Kota Bengkulu. Mula-mula menjadi Staf Bagian Hukum Pemda Kota, kemudian menjadi Kasi Tramtib Kecamatan Muara Bangkahulu 2000-2002.

Pengalamat birokratnya semakin matang setelah dia menjadi lurah selama enam tahun dalam rentang 2002 – 2008. Selama periode itu, Imam Mahdi menjadi Lurah Pematang Gubernur, Lurah Anggut Dalam dan Lurah Tanah Patah Kota Bengkulu.

Pada tahun terakhir menjadi lurah, dia pindah menjadi Kasi Evaluasi dan Pelaporan Bappeda Kota Bengkulu.
“Selama menjadi lurah saya banyak mengenal berbagai macam tipe masyarakat. Di situlah saya semakin menyelami tugas-tugas sebagai seorang birokrat untuk selalu memberi pelayanan terbaik dalam kondisi apapun,” katanya.

*Menjadi Dosen STAIN/IAIN*
Setelah memutuskan misbar ke STAIN, Imam Mahdi menjadi dosen di Jurusan Tata Negara (Siyasah) Fakultas Syariah.

Pilihan Imam terbukti tepat. Sebab, beberapa tahun kemudian STAIN Bengkulu naik status menjadi IAIN dan sekarang menjadi Universitas Islam Negeri (UIN) Fatmawati Sukarno Bengkulu.
“Saya ini kan suka mengajar. Jadi keputusan saya pindah ke STAIN waktu itu salah satunya karena ingin menyalurkan minat. Dan Alhamdulillah, ternyata keputusan tepat,” kata Imam.

Ketekunannya sebagai dosen membuat karir Imam Mahdi berjalan baik. Dalam tempo dua tahun dia sudah menjabat Kaprodi Hukum Keluarga Islam STAIN Bengkulu tahun 2009-2012, lalu menjadi Kajur Ekonomi Islam (EKIS) IAIN Bengkulu TAHUN 2012.

Karirnya terus meningkat dengan menjabat Wakil Dekan III Fakultas Syariah dan Ekonomi Islam IAIN Bengkulu selama 2012 – 2015. Dan menjadi Dekan Fakultas Syariah selama dua periode mulai 2015-2017 dan 2017 – 2021.

Setelah IAIN naik status menjadi UIN pada tahun 2021, Imam Mahdi menempati jabatan baru sebagai Wakil Direktur Pascasarjana UIN Fatmawati Sukarno. Dan puncaknya dia menjabat guru besar berdasarkan SK Menristek Dikti No. 5420/M/07/2023 bidang Ilmu Hukum terhitung mulai tanggal 1 Desember 2022.

Imam Mahdi menjadi profesor keenam yang dimiliki UIN Fatmawati Sukarno dan menjadi profesor kedua Fakultas Syariah.

(Penulis adalah Ketua Dewan Kehormatan PWI Provinsi Bengkulu)

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed