oleh

SANG FENOMENAL HELMI HASAN (1): DARI AKTIVIS MENJADI GUBERNUR BARU

_Catatan Zacky Antony_

Bengkulu, Pusaranupdate.com – *INILAH* sosok politisi paling fenomenal di Bengkulu saat ini. Moncer di usia relatif muda. Dia disanjung oleh para pendukungnya. Sekaligus dicerca oleh para penentangnya. Dia dipuji juga dicaci. Tapi pertalian persepsi positif-negatif itu justru menjadi letak kekuatan dan energi utamanya.

Sosok tersebut tidak lain adalah Helmi Hasan. Adik kandung Menko Pangan Zulkifli Hasan yang kemarin (9/1/2025) ditetapkan KPU Provinsi Bengkulu sebagai Gubernur terpilih bersama Mian sebagai wakil Gubernur terpilih periode 2025-2030. Pasangan nomor urut 1 ini berhasil mewujudkan tagline Gubernur baru yang digaungkan selama masa kampanye Pilkada 2024.

Tongkat dan jenggotnya mengingatkan orang pada H. Agus Salim. Tokoh perjuangan sekaligus diplomat ulung asal Sumbar. Sangat diperhitungkan di meja-meja perundingan Internasional. Ya, Helmi mungkin satu-satunya kepala daerah di Indonesia yang bertongkat. Ada cerita lucu soal tongkat ini. Suatu ketika dalam forum Asosiasi Pemerintah Kota se Indonesia, Walikota Lubuk Linggau SN. Prana Sohe (sekarang DPR RI) mendekati Helmi yang bertongkat dan berkata “Sudah berapa lama sakit pak wali.” He he. Maklum, tongkat kerap identik dengan lansia atau orang kena stroke.

Gaya dan cara dia berorasi mencerminkan dirinya berlatarbelakang aktivis. Ya,Helmi dibesarkan di lingkungan HMI. Organisasi legenderis yang ikut andil dibidani putra Bengkulu, Marwan, mertua dari Walikota terpilih, Dedy Wahyudi. Pendiri utama HMi adalah Lafran Pane.

Dulu dia sering demo di gedung yang di kemudian hari menjadi tempat dia berkantor yakni DPRD Provinsi Bengkulu di Jl. Kapuas Padang Harapan Kota Bengkulu. Meski bertubuh kecil, Helmi dikenal sangat keras dalam pendirian politik. Tapi sangat lembut kepada keluarga. Penyayang istri dan anak-anaknya.

Perjalanan karir politiknya tidak lepas dari kontroversi. Terutama saat 10 tahun menjabat Walikota Bengkulu. Beberapa kontroversinya antara lain program sholat berjemaah berhadiah. Ide kontroversial itu sempat menjadi isu nasional dan menuai aksi demo penolakan. Disamping tak sedikit juga yang mendukung.

Dia menapak karir dari bawah. Menjadi anggota DPRD Kota Bengkulu (2004-2009), anggota DPRD Provinsi Bengkulu (2009-2014). Tapi di tengah jalan dia meloncat dari gedung legislatif. Bertarung dalam Pilwakot Bengkulu 2012. Dan menang. Kemenangan itu diulangi lagi Pilwakot berikutnya 2018 dengan pasangan berbeda.

Terlepas dari pro dan kontrra yang kadang mengirinya, Helmi Hasan berhasil mencapai tujuan-tujuan politiknya di usia belia. Usianya baru 25 tahun ketika pertama kali jadi anggota dewan. Pada umur 30 tahun sudah menjadi pimpinan DPRD Provinsi. Dan berumur 33 tahun saat terpilih menjadi Walikota Bengkulu periode pertama (2013-2018). Dan kini terpilih menjadi Gubernur saat berumur 45 tahun. Tidak banyak di Indonesia politisi di Indonesia mampu meraih prestasi politik di usia 30-an tahun.

Helmi Hasan lahir di Lampung 29 November 1979. Berasal dari keluarga berada. Helmi tumbuh dari kecil di lingkungan yang religius. Sebagaimana anak-anak kecil seusianya, dia belajar mengaji. Kakak-kakaknya menjadi orang sukses. Itulah inspirasi Helmi yang kemudian mengikuti jejak kesuksesan itu di bidang politik. Kedua orangtuanya, Hasan dan Siti Zaenab, mengajarkan pendidikan agama dan kemandirian kepada anak-anaknya.

Helmi mampu mengelola dengan baik pro dan kontra terhadap dirinya menjadi energi positif. Banyak orang marah saat dirinya dimaki. Helmi justru menjadikan cacian makian itu sebagai energi positif. Helmi sadar betul. Saat dia dibenci pada satu sisi, bakal menuai simpati pada sisi yang lain.

*Penulis adalah wartawan senior di Bengkulu*

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed