*Oleh: Nazwar, S. Fil. I., M. Phil *
Pusaranupdate.com – “Dan, carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu (pahala) negeri akhirat, tetapi janganlah kamu lupakan bagianmu di dunia. Berbuat baiklah (kepada orang lain) sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu dan janganlah kamu berbuat kerusakan di bumi. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan” (Al-Qasas ayat 77).
Ingat adalah dimaksudkan lawan dari kata lupa. Ingat kebaikan yang berarti mengingatkan kebaikan yang ada pada diri dan merupakan kebaikan atau hal baik dunia dengan tidak melupakannya begitu saja. Sebagai nikmat Allah, kebaikan dunia, termasuk apa yang dianugerahkan pada diri merupakan kebaikan dari Allah sepenuhnya dan tidak akan pernah dapat terhitung. Maka manusia identik dengan kekufurannya atas nikmat yang Allah berikan.
Perlakuan halus, pemberian yang baik-baik, serta yang lainnya merupakan bentuk dalam kaidah dasar kebaikan khususnya kebaikan dunia. Perasaan syukur, menyatakannya dalam bentuk perkataan dan perbuatan sebagai bentuk syukur semestinya senantiasa dijaga dan terus ditingkatkan seiring keimanan sebagai bentuk ketakwaan khususnya dalam konteks mensyukuri.
Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman dalam Surat Ibrahim:
Kebaikan-kebaikan yang dapat diterjemahkan sebagai karunia Allah berupa kebaikan dunia dapat ditemukan berbagai hal dalam kehidupan, mulai dari hal yang sederhana, pertengahan hingga tingkatan paling rumit bentuknya.
Urgensi syukur atas berbagai nikmat berupa berbagai kebaikan tersebut adalah dapat ditemukan dalam tiga alasan, yaitu syukur atas karunia yang telah diterima sebagai hamba Allah, menambah kebaikan atau nikmat Allah, juga menghindarkan kufur atas nikmat yang akan mendatangkan adzab Allah. Ketetapan ini termaktub dalam al-Qur’an:
وَاِذْ تَاَذَّنَ رَبُّكُمْ لَىِٕنْ شَكَرْتُمْ لَاَزِيْدَنَّكُمْ وَلَىِٕنْ كَفَرْتُمْ اِنَّ عَذَابِيْ لَشَدِيْدٌ
Artinya: (Ingatlah) ketika Tuhanmu memaklumkan, “Sesungguhnya jika kamu bersyukur, niscaya Aku akan menambah (nikmat) kepadamu, tetapi jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), sesungguhnya azab-Ku benar-benar sangat keras.” (Q.S. Ibrahim: 7)
Beberapa kebaikan dunia yang diperintahkan untuk tidak dilupakan manusia atas dirinya adalah, kesempatan hidup, belajar, dan merasakan nikmat. Penghambaan sepenuhnya kepada Sang Maha Pencipta Yang Maha Memiliki dan telah memberikan nikmat-nikmat tersebut menjadi suatu keharusan bagi setiap manusia. Berikutnya berlomba-lomba dalam kebenaran tersebut dan senantiasa bersabar adalah langkah untuk dipesankan agar terus ditetapi dan untuk ditempuh, “Allahu a’lam.”
(Penulis Lepas Lintas Jogja Sumatera)

Komentar